Rabu, 23 Januari 2013

PACKING


 Teknik packing ransel (carrier)


Teknik packing ransel (carrier) saat mendaki gunung maupun kegiatan out bond lainnya sangat diperlukan sehingga barang-barang yang kita bawa dapat kita bawa dengan ringkas, efisien, rapi. Packing biasa disebut juga dengan pengepakan. Packing merupakan cara atau teknik menyusun perlengkapan dalam ransel (carrier). Dengan packing (pengepakan) yang baik ransel akan mampu memuat peralatan dengan efisien namun tetap terasa nyaman dikenakan saat perjalanan.




Teknik packing yang benar membuat ransel (carrier) muat banyak tapi tidak memberatkan,Oleh para penggiat kegiatan alam bebas (pecinta alam) packing telah dianggap sebagai salah satu ‘seni’ tersendiri. Sehingga teknik menyusun barang dalam ransel ini sangat tergantung pada keahlian dan kebiasaan masing-masing.

Prinsip-prinsip packing carrier yang harus diperhatikan antara lain:

  1. Pada saat back-pack dipakai beban terberat harus jatuh ke pundak, Mengapa beban harus jatuh kepundak, ini disebabkan dalam melakukan perjalanan [misalnya pendakian] kedua kaki kita harus dalam keadaan bebas bergerak, jika salah mempacking barang dan beban terberat jatuh kepinggul akibatnya adalah kaki tidak dapat bebas bergerak dan menjadi cepat lelah karena beban backpack anda menekan pinggul belakang. Ingat : Letakkan barang yang berat pada bagian teratas dan terdekat dengan punggung.
  2. Membagi berat beban secara seimbang antara bagian kanan dan kiri pundak Tujuannya adalah agar tidak menyiksa salah satu bagian pundak dan memudahkan anda menjaga keseimbangan dalam menghadapi jalur berbahaya yang membutuhkan keseimbangan seperti : meniti jembatan dari sebatang pohon, berjalan dibibir jurang, dan keadaan lainnya.
          Pertimbangan lainnya adalah sebagai berikut :
  • Kelompokkan barang sesuai kegunaannya lalu tempatkan dalam satu kantung untuk mempermudah pengorganisasiannya. Misal : alat mandi ditaruh dalam satu kantung plastik.
  • Maksimalkan tempat yang ada, misalkan Nesting (Panci Serbaguna) jangan dibiarkan kosong bagian dalamnya saat dimasukkan ke dalam carrier, isikan bahan makanan kedalamnya, misal : beras dan telur.
  • Tempatkan barang yang sering digunakan pada tempat yang mudah dicapai pada saat diperlukan, misalnya: rain coat/jas hujan pada kantong samping carrier.
  • Hindarkan menggantungkan barang-barang diluar carrier, karena barang diluar carrier akan mengganggu perjalanan anda akibat tersangkut-sangkut dan berkesan berantakan, usahakan semuanya dapat dipacking dalam carrier.
Mengenai berat maksimal yang dapat diangkat oleh anda, sebenarnya adalah suatu angka yang relatif, patokan umum idealnya adalah 1/3 dari berat badan anda , tetapi ini kembali lagi ke kemampuan fisik setiap individu, yang terbaik adalah dengan tidak memaksakan diri, lagi pula anda dapat menyiasati pemilihan barang yang akan dibawa dengan selalu memilih barang/alat yang berfungsi ganda dengan bobot yang ringan dan hanya membawa barang yang benar-benar perlu.

Memilih dan Menempatkan Barang

Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki atau kegiatan alam bebas selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda, tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat beban yang harus anda bawa, contoh : Alumunium foil, bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di carrier.

  1. Matras ; Sebisa mungkin matras disimpan didalam carrier jika akan pergi kelokasi yang hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak rekan pendaki yang lebih senang mengikatkan matras diluar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor. 
  2. Kantung Plastik ; Selalu siapkan kantung plastik didalam carreir anda, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus anda bawa turun, baju basah dan lain sebagainya. Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang barang didalam carrier anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih pakaian, makanan dsb. 
  3. Menyimpan Pakaian ;Jika anda meragukan carrier yang anda gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkus pakaian anda didalam kantung plastik [dry-zax], gunanya agar pakaian tidak basah dan lembab. Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih. 
  4. Menyimpan Makanan ;Pada gunung-gunung tertentu (misalnya Rinjani) usahakan makanan dibungkus dengan plastik dan ditutup rapat kemudian dimasukkan kedalam keril, karena monyet-monyet didekat puncak / base camp terakhir suka membongkar isi tenda untuk mencari makanan.
  5. Menyimpan Korek Api Batangan ;Simpan korek api batangan anda didalam bekas tempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.
  6. Packing Barang / Menyusun Barang Di Carrier ;Selalu simpan barang yang paling berat diposisi atas, gunanya agar pada saat carrier digunakan, beban terberat berada dipundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah.

Perlengkapan Pribadi Alam Bebas
Outdoor activity atau kegiatan alam bebas merupakan kegiatan yang penuh resiko dan memerlukan perhitungan yang cermat. Jika salah-salah maka bukan mustahil musibah akan mengancam setiap saat. Sebagai contoh, sebuah referensi pernah mencatat bahwa salah satu kegiatan alam bebas yaitu rock climbing [panjat tebing] merupakan jenis olahraga yang resiko kematiannya merupakan peringkat ke-2 setelah olahraga balap mobil formula-1.Tentu saja resiko tersebut terjadi apabila safety-procedure tidak menjadi perhatian yang serius, tetapi apabila safety-procedure diperhatikan dan sering berlatih, maka resiko tersebut dapat ditekan sampai titik paling aman.
Perjalanan alam bebas pasti akan bersentuhan dengan cuaca, situasi medan dan waktu yang kadang tidak bersahabat, baik malam atau siang hari, oleh karena itu perlu dipersiapkan perlengkapan yang memadai.
Salah satu “perisai diri” ketika melakukan aktivitas alam bebas adalah perlengkapan diri pribadi. Berikut digambarkan beberapa perlengkapan pribadi standard.

1. Tutup kepala/topi
Untuk melindungi diri dari cuaca panas atau dingin perlu penutup kepala. Dalam keadaan panas atau hujan, maka tutup kepala yang baik adalah yang juga dapat melindungi kepala dan wajah sekaligus. Untuk ini pilihan terbaik adalah topi rimba atau topi yang punya pelindung keliling. Topi pet atau topi softball tidak direkomendasikan.
Pada cuaca dingin malam hari atau di daerah tinggi, maka penutup kepala yang baik adlah yang dapat memberikan rasa hangat. Pilihannya adalah balaklava atau biasa disebut kupluk.

2. Syal-slayer
Slayer atau syal bukan hanya digunakan sebagai identitas organisasi, tetapi sebetulnya mempunyai fungsi lainnya. Syal/slayer dapat digunakan untuk menghangatkan leher ketika cuaca dingin, dapat juga digunakan sebagai saringan air ketika survival. Syal/slayer juga sangat berguna ketika dalam keadaan darurat, baik digunakan untuk perban darurat atau sebagai alat peraga darurat. Oleh karenanya disarankan menggunakan syal/slayer yang berwarna mecolok dan terbuat dari bahan yang kuat serta dapat menyerap air namun cepat kering.

3. Baju
Kebutuhan ini multak, tidak bisa beraktivitas tanpa baju [bayangkan kalau tanpa ini, maka kulit akan terbakar matahari]. Baju yang baik adalah dari bahan yang dapat menyerap keringat, tidak disarankan menggunakan baju dari bahan nilon karena panas dan tidak dapat meyerap keringat. Baju dengan bahan demikian biasanya adalah planel atau paling tidak kaos dari bahan katun.
Pilihan warna untuk aktivitas lapangan seperti halnya juga slayer/syal adalah yang mencolok agar bia terjadi keadaan darurat [misalnya hilang] dapat dengan mudah diidentifikasi dan dikenali.
Dalam beraktivitas di alam bebas jangan pernah melupakan baju salin/ganti, hal ini karena aktivitas lapangan akan sangat banyak mengeluarkan energi yang membuat badan kita berkeringat. Bawalah baju salain 2 atau 3 buah.

4. Celana
Celana lapang yang baik adalah yang memnuhi syarat ringan, mudah kering dan dapat menyerap keringat. Pemakaian bahan jeans sangat tidak direkomendasikan karena berat dan susah kering dan membuat lecet. Celana yang baik adalah kain dengan tenunan ripstop [bila berlubang kecil tidak merembet atau robek memanjang]. Bila aktivitas dilakukan di daerah pantai atau perairan juga baik bila menggunakan bahan dari parasut tipis.
Selain celana panjang, jangan lupa bahwa under-wear juga penting. jangan lupa juga untuk menyediakan serep ganti.

5. Jaket
Salah satu perlengkapan penting dalam alam bebas adalah jaket. Jaket digunakan untuk melindungi diri dari dingin bahkan sengatan matahari atau hujan.
Jaket yang baik adalah model larva, yaitu jaket yang panjang sampai ke pangkal paha. Jaket ini juga biasanya dilengkapi dengan penutup kepala [kupluk]. Akan sangat baik bila jaket yang memiliki dua lapisan (double-layer). Lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan menyeyerap keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan air dan dingin. Kini teknologi tekstil sudah mampu memproduksi Gore-Tex bahan jaket yang nyaman dipakai saat mendaki bahan ini memungkinkan kulit tetap bernafas, tidak gerah mengeluarkan keringat mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air hujan (water proff) sayang, bahan ini masih mahal. Yang paling baik jaket terbuat dari bulu angsa-biasanya digunakan untuk kegiatan pendakian gunung es].

6. Slepping bag
Istirahat adalah kebutuhan pegiat alam bebas setelah aktivitas yang melelahkan seharian. Tempat istirahat yang ideal adah dengan menggunakan slepping bag [kantong tidur]. Slepping bag yang baik juga biasanya terbuat dari dua sisi, yaitu yang dingin, licin dan tahan air satu sisi, dan yang hangat dan tebal disisi lain. Penggunaannya sesuai dengan cuaca saat istirahat.

7. Sepatu
Sepatu yang baik yaitu yang melindungi tapak kaki sampai mata kaki, kulit tebal tidak mudah sobek bila kena duri. keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur batu. bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, ada lubang ventilasi bersekat halus. Gunakan sepatu yang dapat dikencangkan dan dieratkan pemakaiannya [menggunakan ban atau tali. Dilapangan sepatu tidak boleh longgar karena akan menyebabkan pergesekan kaki dengan sepatu yang berakibat lecet. Penggunaan sepatu juga harus dibarengi dengan kaos kaki. Untuk ini juga sebaiknya disediakan kaos kaki serep bial suatu saat basah.

8. Carrier
Carrier bag atau ransel sebaiknya gunakan yang tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlampau kecil, artinya mapu menampung perlengkapan dan peralatan yang dibawa. Sebaiknya jangan menggunakan carrier yang mempunyai banyak kantong dibagian luar karena dalam keadaan tertentu ini akan menghambat pergerakan. Gunakan carrier yang ramping walaupun agak tinggi, ini lebih baik daripada yang gemuk tetapi rendah. Sebelum berangkat harus diperhatikan jahitan-jahitannya, karena kerusakan pada jahitan terutama sabuk sandang akan berakibat sangat fatal.

9. Alat masak, makan dan mandi
Perlengkapan sangat penting lainnya adalah alat masak, makan dan mandi. Bagimanapun juga dalam kondisi lapangan kita sangat perlu untuk menghemat aktu dan bahan masalak. Gunakan alat dari alumunium karena cepat panas, untuk ini nesting menjadi pilihan yang sangat baik, disamping dia ringkas dan serba guna. Juga perlu dipersiapkan alat bantu makan lainnya (sendok, piring, dll) dan pastikan bahan bakar untuk memasak / membuat api seperti lilin, spirtus, parafin, dll.
Jangan lupa juga siapkan phiples minum sebagai bekal perjalanan [saat ini banyak tersedia model dan jenis phipless].
Perlengkapan mandi juga sangat penting karena tidak jarang perjalanan dilakukan berhari-hari dengan tubuh penuh keringat. Bawalah alat mandi seperti sabun yang berkemasan tube agar mudah disimpan dan tidak perlu membuang sampah bungkusan disembarang tempat.

10. Obat-obatan dan Survival Kits
Perlengkapan pribadi lainnya yang sangat penting adalah obat-obatan, apalagi kalau pegiat mempunyai penyakit khusus tertentu seperti asma. Disamping obat-obatan juga setidaknya 

Selasa, 22 Januari 2013

Survival Di Gunung, Sebuah Panduan Lapangan

Gunung adalah salah satu lingkungan yang tidak lazim dihuni oleh manusia. Namun gunung sering menjadi tempat pilihan pertama bagi sebagian orang untuk kegiatan mereka. Kondisi alam di gunung sangatlah sulit ditebak. Kadang cuaca cerah tapi dengan hitungan menit sudah menjadi hujan disertai angin kencang. Selain itu cuaca di gunung sangat dingin. Tak heran jika banyak terjadi kecelakaan di gunung. Melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan kegiatan di gunung adalah tindakan survival yang utama dan paling mudah dilakukan,
tapi manfaatnya adalah sangat besar bagi nyawa manusia. Mengenal medan Secara umum kondisi medan di gunung adalah berbahaya, terutama bagi orang yang tidak pernah mengenalnya, namun bagi sebagian orang gunung adalah tempat yang sangat dicintai karena alamnya yang sangat indah. Selain itu ada sensasi sendiri bagi orang yang bisa mendaki dan mencapai puncak gunung. Berikut adalah beberapa hal tentang kondisi medan di gunung :
  • Suhu udara dingin, beberapa gunung di Indonesia bahkan bisa mencapai 0 derajat celcius.
  • Kontur tanah tidak rata, banyak jurang dan lembah.
  • Sebagian gunung di Indonesia lerengnya terdapat hutan yang lebat, sehingga banyak sumber makanan dan air, namun di bagian puncak gunung, hampir tidak ada sumber makanan.
  • Untuk gunung yang mempunyai hutan di lerengnya, biasanya terdapat binatang seperti harimau, babi hutan, ular berbisa dan anjing liar.

Persiapan Hal yang perlu disiapkan ketika melakukan kegiatan di gunung adalah :
  • Kondisi tubuh yang sehat.
  • Kondisi mental yang stabil.
  • Tujuan melakukan kegiatan di gunung harus jelas, supaya pola kegiatan yang dilakukan bisa direncanakan dengan baik. Mengingat kondisi medan di gunung berbeda dengan kondisi medan yang biasa kita hadapi, maka ada peralatan-peralatan dan bahan yang harus kita siapkan dan bawa yaitu:

* Peralatan Dasar
  1. Pakaian yaitu : baju lapangan, kaus dari bahan yang bisa menyerap keringat, jelana (buka jins), pakaian dalam secukupnya, jas hujan, kaus kaki, kaus tangan, penutup kepala (topi rimba dan balaclava), ikat pinggang, sepatu untuk mendaki (trekking).
  2. Peralatan untuk beristirahat : shelter (tenda buatan atau alami), sleeping bag, matras atau alas.
  3. Peralatan untuk masak : kompor, panci, gelas / piring (dari plastik atau bahan lain yang tidak mudah pecah), pematik api, dan bahan bakar (disesuaikan dengan kompor atau pemanas yan tersedia)
  4. Peralatan Pribadi : sabun, sikat gigi, handuk, obat pribadi, jarum, benang dan peralatan lain sesuai kebiasaan.
  5. Ransel atau tas punggung yang sesuai dengan barang bawaan dan pisau rimba dan ponco.
* Peralatan tambahan
  1. Peralatan Navigasi : GPS, peta, kompas, jam tangan
  2. Peralatan Fotografi : kamera SLR atau pocket, handycam.
  3. Peralatan Komunikasi : telepon selular, handy talky.

Etika di gunung
Di manapu kita berada sebaiknya kita tetap menjaga kebiasaan lingkungan setenpat. Maka ketika melakukan kegiatan di gunung, kebiasaan atau aturan penduduk asli haus kita hormati dan jangan sekali-kali menentangnya. Selain menghormati kebiasaan setempat, berikut adalah hal-hal yang sebaiknya kita lakukan :
  • Kendalikan diri, dan ketahuilah kemampuan diri sendiri
  • Jangan meninggalkan sampah.
  • Jangan meninggalkan api.
  • Jika menemukan sumber makanan dan air gunakan seperlunya saja.
  • Jagalah keseimbangakn ekosistem yang ada, jangan merusak dan memberi tanda-tanda permanen di gunung. · Gunakanlah jalur yang normal dan aman
  • Selalu mengingat jalur mana yang telah dilewati, jika tersesat maka bisa kembali ke jalan semula.

Kecelakaan di gunung
Kegiatan di gunung memang rawan terhadap kecelakaan. Penyebabnya adalah kondisi medan di gunung yang ekstrim. Kecelakaan di gunung biasanya disebabkan oleh :
  • Kedinginan
  • Kelaparan
  • Kehausan
  • Kehilangan arah / tersesat

Kedinginan
Hampir sebagian besar korban kecelakaan gunung disebabkan oleh kedinginan. Maka untuk menanmbah angka korban tersebut ada baiknya bertindak cermat ketika kedinginan melanda. Akibat dari kedinginan Akibat dari kedinginan adalah penyakit hipotermia, kondisi tubuh tidak normal karena kedinginan (suhu normal manusia 36-37 derajat celcius). Hipotermia disebabkan karena panas di permukaan tubuh sudah hilang sehingga organ-organ tubuh pun akan mengalami kedinginan. Jika pembuluh darah sampai mengerut karenan kedinginan maka akibatnya sangat fatal, karena bagian tubuh yang sirkulasi darahnya terhenti akan rusak dan penanganannya adalah amputasi. Selain gangguan di organ-organ tubuh, orang yang mengalami hipotermia akan kehilangan koordinasi tubuh dan pola pikir rasional, maka tak heran jika orang yang menderita hipotermia bicaranya akan kacau di luar sadar, bahkan bisa pingsan. Mencegah dan menangani kedinginan
Beberapa point penting ketika mengalami kedinginan adalah :
  • Jaga agar pakaian dan tempat istirahat tetap kering
  • Jaga peralatan dan pakaian yang dikenakan dalam keadaan bersih
  • Makan dan minuman yang panas dan mengandung banyak kalori
  • Kurangi aktifitas yang tidak perlu.
  • Berlindung di tempat yang aman.
Untuk mencegah kedinginan ketika di gunung yang paling mudah adalah gunakan pakaian penahan dingin seperti jaket. Tetaplah gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat dengan baik seperti kaus dari bahan katun sebagai lapisan pertama yang menyentuh kulit. Pakailah juga kaus tangan dan kaus kaki yang baik dan cukup tebal untuk menahan dingin. Selain pakaian, untuk mengatasi dinginnya udara dingin, adalah memanfaatkan api. Dengan membuat perapian maka panas tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk membuat api usahakanlah agar tetap terlokalisasi. Caranya gunakan batu sebagai batas perapian dan sebelum meninggalkan tempat pastikan bahwa api sudah benar-benar padam, kalau perlu siramlah dengan air. Jangan sampai perapian yang dibuat menjadi penyebab musnahnya ekosistem. Cara lain adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman hangat. Jika kedinginan maka tubuh akan bereaksi melakukan pembakaran kalori menjadi panas. Tapi jika kalori tidak tersedia maka akibatnya akan fatal. Maka makanan dan minuman hangat adalah usaha pencegahan kedinginan dari dalam tubuh yang baik. Perlu diingat juga agar kedinginan tidak menyerang adalah jangan berada di lokasi hempasan angin.

Kelaparan
Ini adalah ancaman bahaya yang paling gampang diprediksi dan ditanggulangi. Sebagai manusia yang setiap kali makan, maka seharusnya bisa mengukur berapa makanan yang diperlukan dalam jangka waktu tertentu. Rumus yang sering digunakan untuk membawa jumlah makanan yang diperlukan adalah 2n+1 (n adalah jumlah hari selama melakukan kegiatan), jika kegiatan dilakukan selama 2 hari, maka perbekalan yang dibawa adalah 5 x jumlah makanan dalam kondisi normal. Jika sampai terjadi kelaparan maka penyebabnya adalah: salah perhitungan, hilang, atau tersesat sehingga waktu kegiatan menjadi lebih lama. Kelaparan akan menjadi masalah serius, dalam jangka waktu tertentu, tergantung kondisi masing-masing orang, kelaparan dapat menyebabkan kematian. Satu-satunya jalan untuk mengatasi bahaya kelaparan di gunung adalah mencari bahan makanan dan makan.

Kehausan
Air adalah bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia. Kekurangan cairan dalam tubuh akibatnya sangat fatal (kematian) dibandingakan kekurangan makanan. Dampak dari kehausan atau dehidrasi adalah : · Pingsan
  • Kehilangan orientasi dan pola pikir rasional
  • Gerakan-gerakan tubuh tidak terkoordinasi (gemetar)
  • Mati Jika dalam keadaan dihidrasi, maka langkah darurat yang harus dilakukan adalah :
  • Mencari tempat berteduh (jika cuaca panas)
  • Istirahat dan kurangi aktifitas yang tidak perlu.
  • Cari sumber air yang bisa dimanfaatkan dengan aman

Kehilangan arah / tersesat
Kegiatan di alam terbuka mempunyai resiko utama tersesat. Ketika orang tersesat maka kondisi mental mereka akan menurun, panik, lebih-lebih jika sendirian. Berikut tip untuk menangani keadaan tersebut :
  • Pastikan bahwa dalam perjalanan, arah yang dituju benar, paling tidak ada orang lain yang tahu arahnya.
  • Selalu gunakan alat-alat navigasi seperti peta, kompas, GPS, dan alat komunikasi.
  • Jika sudah tersesat, kembali lagi ke jalan sebelumnya, jika tidak ketemu maka langkah yang terbaik adalah berhenti dan beristirahat dulu, berpikir, kenali medan dengan bantuan alat navigasi dan merencanakan tindakan selanjutnya – Rumus STOP (Site, Thingking, Observation, Planing)
  • Gunakanlah alat komunikasi untuk mengubungi orang lain.

Jika tersesat dan perjalanan tidak mungkin dilakukan maka langkah yang ditempuh adalah :
  • Buat tempat perlindungan untuk istirahat.
  • Jaga agar kondisi tubuh tetap dapat beraktifitas dengan baik.
  • Periksa peralatan dan bahan makanan, jika tidak cukup, maka sebaiknya mencari.
  • Komunikasi dengan orang lain, jika tidak mungkin maka buat tanda untuk menarik perhatian orang.

NAVIGASI LAUT

Pernahkah berpikir bagaimana kapal di tengah laut bisa berlayar hingga sampai di tempat tujuan??? padahal laut kan luas, gak ada tanda alam seperti bukit, pohon, gedung atau apalah yang bisa di jadikan acuan. Kenapa kok gak tersessat ya???
Kalo rekan-rekan punya pertanyaan seperti itu, kita sama dong. (sama-sama gak ngerti dan pengen tau, hehehe..)
ternyata kawan-kawan, di kapal itu ada alat navigasi berupa GPS, kompas dan Peta. Jadi dari alat itulah para nahkoda bisa tau posisi mereka ada dimana sekarang. hm…simpel kan.
bentuk gpsnya seperti ini,
Angka 0*41.904′ & 117*36.324′ menunjukkan titik koordinat dalam peta atau titik (x,y). nah…dari koordinat tersebut kita akan tau posisi kapal dalam peta ada dimana.
kemudian angka 4.0 kt menunjukkan kecepatan kapal yaitu 4 knot. ( 1 knot = 1 mil laut/ jam). 1 mil laut = 1.852 km
lalu angka 66* itu menunjukkan arah haluan kapal. atau mudahnya sudut yang dibentuk antara garis sumbu utara dengan garis sumbu timur.
0* = arah utara
90* = arah timur
180* = arah selatan
270* = arah barat

Teknik Dasar Navigasi Darat

PENDAHULUAN
Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan merupakan sebuah modal yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan medan akan mempermudah kita untuk mencapai tujuan tertentu dan target tertentu dalam kegiatan alam bebas. Selain itu, penguasaan medan ini juga dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain meliputi survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin ada bebarapa materi pendukung seperti perencanaan perjalanan, kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan geologi, pengetahuan lingkungan, dll.

navigasi
PENGERTIAN
Menurut penjelasan pada “Diktat Badan Diklat Wanadri”, navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman tentang kompas dan peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai.
PETA
Peta merupakan penggambaran dua dimensi pada bidang datar dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu. Peta yang diperlukan untuk keperluan navigasi darat adalah peta topografi atau peta kontur. Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.
Bagian-Bagian Peta
1. Judul Peta
Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Judul peta tertera di bagian atas tengah peta.
2. Nomor Peta
Nomor peta merupakan nomor registrasi dari badan pembuat peta. Selain itu juga sebagai petunjuk apabila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang dipetakan tersebut. Nomor peta terdapat di sebelah kanan atas peta.
3. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan sistem sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus (garis bujur dan lintang). Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 6 angka.
4. Kontur
Merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik ketinggian sama dari permukaan laut. Sifat-sifat garis kontur antara lain :
a. Merupakan penunjuk ketinggian tertentu (pada peta biasanya tercantum nilai ketinggiannya)
b. Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur lebih tinggi, kecuali untuk medan khusus seperti kawah
c. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
d. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatannya berubah-ubah
e. Daerah datar memiliki kontur yang renggang, sedangkan daerah terjal memiliki kontur yang rapat
f. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
g. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke puncak
6. Skala Peta
Merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan.
Contoh :
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 25.000 cm jarak sebenarnya
1 : 50.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 50.000 cm jarak sebenarnya
7. Tahun Peta
Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun peta, maka data pada peta tersebut semakin akurat
8. Legenda Peta
Memuat keterangan-keterangan pada peta. Misalnya jalan, sungai, pemukiman, dll
KOMPAS
Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut derajat dari arah utara magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk keperluan navigasi darat adalah kompas bidik dan kompas orienteering.
compas-prisma
MENGENAL TANDA MEDAN
Kemampuan mengenal tanda medan sangatlah mutlak untuk dikuasai jika kita hendak melakukan navigasi darat. Tanda-tanda medan dapat dijadikan acuan untuk penentuan lokasi dan pengenalan medan supaya arah perjalanan tidak melenceng hingga terjadi hal-hal buruk seperti tersesat. Tanda-tanda medan dapat dikenali dari bentang alam yang ada di sekitar, misalnya punggungan, puncak bukit, jalan setapak, jalan raya, sungai, tebing, muara, delta, anak sungai, pemukiman, daerah tertentu, dll.
TEKNIK PETA KOMPAS
Sebelum melakukan teknik peta kompas perlu dipersiapkan peralatan sebagai pendukung kegiatan, antara lain, peta topografi, kompas bidik, alat tulis (penggaris, busur derajat, pensil, penghapus, dll)
Orientasi Peta / Orientasi Medan
Secara istilah dapat dikatakan menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Secara praktis menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya.
Langkah-langkah praktis untuk orientasi medan :
* Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan
* Letakkan peta pada bidang datar
* Samakan utara peta dengan utara sebenarnya. Dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi
* Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan tanda-tanda medan tersebut di dalam peta, ingat-ingat dan tandai. Lakukan untuk beberapa tanda medan
* Ingat tanda-tanda medan tersebut, bentuknya, tempatnya, karakternya.
* Ingat-ingatlah hal-hal yang khas dari setiap tanda medan.
Resection
Penentuan posisi kita pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan. Langkah-langkah resection :
* Lakukan orientasi medan
* Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan temukan di peta. Minimal dua tanda medan
* Ingat-ingat dan tandai tanda medan tersebut pada peta
* Bidik tanda-tanda medan tersebut (ingatlah pada waktu membidik tanda medan terebut posisi kita tidak boleh berubah/bergerak)
*Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya dari tanda medan tersebut
* Perpotongan garis yang ditarik dari sudut pelurus tersebut adalah posisi kita
Intersection
Menentukan posisi benda lain di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat di lapangan, tetapi sulit untuk dicapai. Untuk melakukan intersection kita harus yakin dengan posisi kita di peta dengan melakukan resection lebih dulu. Langkah-langkah intersection :
a. Lakukan orientasi medan dan lakukan resection
b. Bidik obyek yang kita amati
c. Pindahkan sudut bidikan yang di dapat ke peta
d. Bergerak ke posisi lain dan lakukan resection
e. Lakukan langkah b dan c
f. Perpotongan garis memanjang dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud
Azimuth-Back Azimuth (Potong Kompas)
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth juga disebut sebagai sudut kompas. Bila kita bergerak dari satu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap atau disebut potong kompas, maka harus diusahakan agar lintasannya berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan teknik back azimuth. Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikkan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu. Langkah-langkahnya :
a.  Titik awal dan titik akhir perjalanan diplotkan di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan. Hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal.
b.  Perhatikan tanda medan yang mencolok. Misalnya pohon besar, pohon tumbang, longsoran tebing, dll
c. Bidikkan kompas sesuai dengan dengan arah perjalanan kita. Perhatikan tanda medan lain yang ada di sekitar ujung lintasan yang akan dilalui
d. Setelah sampai di pada tanda medan tersebut, bidikkan kompas kembali ke belakang untuk mengecek apakah kita sudah berada pada lintasan yang benar
Terkadang sulit menemukan tanda medan yang dapat dijadikan sasaran. Jika hal ini terjadi, maka salah satu dari anggota tim kita dapat berperan sebagai tanda medan tersebut
orienteering
ANALISA PERJALANAN
Saat melakukan perjalanan, kita perlu melakukan analisa supaya kita dapat memperkirakan medan yang akan dilalui dengan cara mempelajari peta yang akan dipakai. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain jarak, waktu tempuh, tanda-tanda medan dan hal-hal khusus lainnya. Hal tersebut perlu dilakukan karena kita tidak tahu pasti kondisi medan yang sebenarnya. Seringkali terjadi kesalahan dan kecelakaan karena para penggiat kegiatan ini yang terlalu sombong dan sok tahu mengenai medan. Mereka merasa sudah menguasai lapangan, tidak melakukan analisa dan akibatnya terjadi hal-hal buruk seperti waktu tempuh yang meleset, perkiraan jarak yang tidak tepat misalnya terlalu jauh hingga terlalu menghabiskan energi dan perbekalan, medan yang tidak seperti yang diharapkan, tersesat, dll. Oleh karena itu sebelum dan selama melakukan perjalanan selalu lakukan analisa pada setiap detail, baik jalur perjalanan maupun medan itu sendiri. Pelajarilah peta yang akan digunakan, amati jalur yang akan dilalui, hitung jarak dan waktu tempuh, perhatikan juga kerapatan kontur, ketinggian, karakter medan (terjal/landai). Setelah dapat memperkirakan jarak, waktu tempuh, dan karakter medan, perhatikan juga kemampuan fisik dan perbekalan. Selanjutnya selama perjalanan perhatikan tanda-tanda medan yang ada yang mungkin dapat dijadikan pedoman perjalanan.
PENUTUP
Bagi para penggiat kegiatan alam bebas, terutama para pemula, pengetahuan tentang teknik-teknik dasar sangatlah diperlukan. Hal itu berkaitan dengan prosedur keselamatan yang mutlak harus dipenuhi. Kegiatan alam bebas merupakan kegiatan yang tidak biasa yang memiliki resiko keselamatan yang cukup tinggi. Semoga sedikit pengantar ini dapat dijadikan salah satu pedoman untuk melakukan kegiatan alam bebas. Selamat datang di dunia pencinta alam. Tetaplah berlatih dan jangan pernah takut menghadapi kegagalan. Seorang ahli adalah orang yang selalu merasa belum mampu dan selalu mau belajar dan mencoba.

Kamis, 03 Januari 2013

DAFTAR NAMA GUNUNG DIINDONESIA



  • Gunung Abang, 2.152 meter – Provinsi Bali
  • Gunung Abong-abong, 3.015 meter – DI Aceh
  • Gunung Agung, 3.142 meter – Provinsi Bali
  • Gunung Anjasmoro, 2.282 meter – Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Anuan , 3.673 meter – Provinsi Sulawesi Selatan
  • Gunung Api , 5.000 meter – Provinsi Pulau Sangir
  • Gunung Arfak , 2.940 meter – Provinsi Papua
  • Gunung Argomayang , 2.198 meter – Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Argopuro, 3.088 meter – Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Arjuna , 3.339 meter – Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Awu , 3.330 meter – Provinsi Sulawesi Utara
  • Gunung Balease , 3.016 meter –  Provinsi Sulawesi Selatan
  • Gunung Bandahara , 3.030 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Bapagat , 2.732 meter Berada di Provinsi Bengkulu
  • Gunung Bateekeubeu , 2.840 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Bateemecica , 1.140 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Batukau , 2.276 meter Berada di Provinsi Bali
  • Gunung Batur , 1.717 meter Berada di Provinsi Bali
  • Gunung Batutara , 3.750 meter Berada di Provinsi NTT
  • Gunung Besagi , 2.232 meter Berada di Provinsi Sumatra Selatan
  • Gunung Binaiya , 3.019 meter Berada di Provinsi Maluku
  • Gunung Bismo , 2.365 meter Berada di Provinsi Jawa Tengah
  • Gunung Boliohutu , 2.065 meter Berada di Provinsi Sulawesi Utara
  • Gunung Bromo , 2.392 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Bukitraya , 2.278 meter Berada di Provinsi Kalimantan Barat
  • Gunung Bukittunggul , 2.203 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Burangrong , 2.064 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Bumi Geureudong , 2.670 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Bumi Telong , 2.600 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Butak ,2.868 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Butumpu , 2.400 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Catur , 2.098 meter Berada di Provinsi Bali
  • Gunung Cemarakuning , 2.248 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Cikurai , 2.821 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Cireme , 3.078 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Colo , 2.509 meter Berada di Provinsi Sulawesi Utara
  • Gunung Daku , 2.304 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Dali , 2.253 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Dampal , 2.304 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Dempo , 3.159 meter Berada di Provinsi Bengkulu
  • Gunung Derabaro ,4.150 meter Berada di Provinsi Papua
  • Gunung Dingin , 2.020 meter Berada di Provinsi Bengkulu
  • Gunung Dwikora , 4.750 meter Berada di Provinsi Papua
  • Gunung Ebulolobo , 2.123 meter Berada di Provinsi NTB
  • Gunung Gadang ,2.466 meter Berada di Provinsi Bengkulu
  • Gunung Galunggung , 2.168 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Gamalama , 2.700 meter Berada di Provinsi Maluku
  • Gunung Gandadinata , 3.074 meter Berada di Provinsi Sulawesi Selatan
  • Gunung Gawalisi , 2.023 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Gedang ,2.050 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Gede , 2.958 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Gentilomatinan , 2.207 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Geureudong ,2.590 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Guntur , 2.249 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Harun , 2.160 meter Berada di Provinsi Kalimantan Timur
  • Gunung Inerie , 2.245 meter Berada di Provinsi Pulau Flores
  • Gunung Jambangan, 2.482 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Jaya/Ngapulu , 5.030 meter Berada di Provinsi Papua
  • Gunung Kabinturu , 2.655 meter Berada di Provinsi Sulawesi Selatan
  • Gunung Kalau Memiliki Tinggi 2.171 meter Berada di Provinsi Sumatra Utara
  • Gunung Kalimutu Memiliki Tinggi 1.640 meter Berada di Provinsi NTB
  • Gunung Kambuno Memiliki Tinggi 2.950 meter Berada di Provinsi Sulawesi Selatan
  • Gunung Kancana Memiliki Tinggi 2.182 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Kapaladmada Memiliki Tinggi 2.429 meter Berada di Provinsi Maluku
  • Gunung Karangetung Memiliki Tinggi 2.700 meter Berada di Provinsi Sulawesi Utara
  • Gunung Kawi Memiliki Tinggi 2.651 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Keknemo Memiliki Tinggi 2.070 meter Berada di Provinsi NTT
  • Gunung Kelud Memiliki Tinggi 1.731 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Kerinci Memiliki Tinggi 3.800 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Klabat Memiliki Tinggi 2.022 meter Berada di Provinsi Sulawesi Utara
  • Gunung Kondo Memiliki Tinggi 2.947 meter Berada di Provinsi NTB
  • Gunung Krakatau Memiliki Tinggi 913 meter Berada di Provinsi Lampung
  • Gunung Kulawi Memiliki Tinggi 3.311 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Kwoko Memiliki Tinggi 3.000 meter Berada di Provinsi Papua
  • Gunung Lambuno Memiliki Tinggi 2.443 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Lampobatang Memiliki Tinggi 2.871 meter Berada di Provinsi Sulawesi
  • Selatan
  • Gunung Laworkawra Memiliki Tinggi 4.481 meter Berada di Provinsi Maluku
  • Gunung Lawu Memiliki Tinggi 3.265 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Legatala Memiliki Tinggi 4.241 meter Berada di Provinsi Maluku
  • Gunung Leuser Memiliki Tinggi 4.446 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Liangpran Memiliki Tinggi 2.240 meter Berada di Provinsi Kalimantan Timur
  • Gunung Liman Memiliki Tinggi 2.512 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Lompopana Memiliki Tinggi 2.480 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Lumut Memiliki Tinggi 2.234 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Mad Memiliki Tinggi 2.552 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Mahameru Memiliki Tinggi 3.676 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Maitang Memiliki Tinggi 2.262 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Malabar Memiliki Tinggi 2.321 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Malino Memiliki Tinggi 2.443 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Mandala Memiliki Tinggi 4.700 meter Berada di Provinsi Papua
  • Gunung Marapai Memiliki Tinggi 2.891 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Maruwali Memiliki Tinggi 2.280 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Masigit Memiliki Tinggi 2.078 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Masurai Memiliki Tinggi 2.935 meter Berada di Provinsi Jambi
  • Gunung Mengkoka Memiliki Tinggi 2.790 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tenggara
  • Gunung Merapi Memiliki Tinggi 2.914 meter Berada di Provinsi Jawa Tengah
  • Gunung Merapi Memiliki Tinggi 2.800 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Merbabu Memiliki Tinggi 3.142 meter Berada di Provinsi Jawa Tengah
  • Gunung Mueajan Memiliki Tinggi 3.079 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Muria Memiliki Tinggi 1.602 meter Berada di Provinsi Jawa Tengah
  • Gunung Nangi Memiliki Tinggi 2.330 meter Berada di Provinsi NTB
  • Gunung Nieuwerkerk Memiliki Tinggi 4.185 meter Berada di Provinsi Maluku
  • Gunung Nokilalaki Memiliki Tinggi 2.355 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Ogoamas Memiliki Tinggi 2.565 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Ophir Memiliki Tinggi 2.191 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Panet sagu Memiliki Tinggi 3.019 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Pangrango Memiliki Tinggi 3.019 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Panjang Memiliki Tinggi 2.023 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Pantai Cermin Memiliki Tinggi 2.690 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Papandayan Memiliki Tinggi 2.665 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Paroreang Memiliki Tinggi 2.616 meter Berada di Provinsi Sulawesi Selatan
  • Gunung Pasaman Memiliki Tinggi 2.900 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Patah Memiliki Tinggi 2.817 meter Berada di Provinsi Bengkulu
  • Gunung Patuha Memiliki Tinggi 2.434 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Pekawa Memiliki Tinggi 2.314 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Perahu Memiliki Tinggi 2.565 meter Berada di Provinsi Jawa Tengah
  • Gunung Perkison Memiliki Tinggi 2.532 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Ranakah Memiliki Tinggi 2.400 meter Berada di Provinsi NTT
  • Gunung Rantemado Memiliki Tinggi 3.445 meter Berada di Provinsi Sulawesi Selatan
  • Gunung Raung Memiliki Tinggi 3.332 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Redoura Memiliki Tinggi 3.083 meter Berada di Provinsi Papua
  • Gunung Rerekautimdu Memiliki Tinggi 2.508 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Rinjani Memiliki Tinggi 3.726 meter Berada di Provinsi Lombok
  • Gunung Rogojembangan Memiliki Tinggi 2.177 meter Berada di Provinsi Jawa Tengah
  • Gunung Runcing Memiliki Tinggi 2.221 meter Berada di Provinsi Bengkulu
  • Gunung Salai Memiliki Tinggi 2.040 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Salak Memiliki Tinggi 2.211 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Sangiang Memiliki Tinggi 2.087 meter Berada di Provinsi Bali
  • Gunung Seblat Memiliki Tinggi 2.883 meter Berada di Provinsi Bengkulu
  • Gunung Segama Memiliki Tinggi 2.015 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Semeru Memiliki Tinggi 3.676 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Serawema Memiliki Tinggi 4.355 meter Berada di Provinsi Maluku
  • Gunung Sibela Memiliki Tinggi 2.111 meter Berada di Provinsi Maluku
  • Gunung Sibayak Memiliki Tinggi 2.094 meter Berada di Provinsi Sumatra Utara
  • Gunung Sibuatan Memiliki Tinggi 2.457 meter Berada di Provinsi Sumatra Utara
  • Gunung Sidole Memiliki Tinggi 2.099 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Sihabuhabu Memiliki Tinggi 2.300 meter Berada di Provinsi Sumatra Utara
  • Gunung Sinabung Memiliki Tinggi 2.412 meter Berada di Provinsi Sumatra Utara
  • Gunung Sinajai Memiliki Tinggi 2.669 meter Berada di Provinsi Sulawesi Selatan
  • Gunung Singgalang Memiliki Tinggi 2.877 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Sipoimcim Memiliki Tinggi 2.199 meter Berada di Provinsi Sumatra Utara
  • Gunung Slamet Memiliki Tinggi 3.418 meter Berada di Provinsi Jawa Tengah
  • Gunung Sonjo Memiliki Tinggi 3.225 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Sorik Merapi Memiliki Tinggi 2.145 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Suket Memiliki Tinggi 2.950 meter Berada di Provinsi Jawa Timur
  • Gunung Sumbing Memiliki Tinggi 2.507 meter Berada di Provinsi Jambi
  • Gunung Sumbing Memiliki Tinggi 3.371 meter Berada di Provinsi Jawa Tengah
  • Gunung Sundoro Memiliki Tinggi 2.151 meter Berada di Provinsi Jawa Tengah
  • Gunung Talakmau Memiliki Tinggi 2.912 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Talang Memiliki Tinggi 2.597 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Tambora Memiliki Tinggi 2.851 meter Berada di Provinsi NTB
  • Gunung Tambusisi Memiliki Tinggi 2.422 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Tampunanjing Memiliki Tinggi 2.008 meter Berada di Provinsi Sumatra Utara
  • Gunung Tandiket Memiliki Tinggi 2.438 meter Berada di Provinsi Sumatra Barat
  • Gunung Tangga Memiliki Tinggi 2.500 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Tanggamas Memiliki Tinggi 2.102 meter Berada di Provinsi Lampung
  • Gunung Tangkitlebak Memiliki Tinggi 2.115 meter Berada di Provinsi Bengkulu
  • Gunung Tangkuban Perahu Memiliki Tinggi 2.084 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Tanamatua Memiliki Tinggi 2.543 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Telaga Bodas Memiliki Tinggi 2.201 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Tentolomatinan Memiliki Tinggi 2.207 meter Berada di Provinsi Sulawesi Utara
  • Gunung Tilu Memiliki Tinggi 2.040 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Tinjaulaut Memiliki Tinggi 2.105 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Tinombala Memiliki Tinggi 2.183 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Togwomeri Memiliki Tinggi 2.680 meter Berada di Provinsi Papua
  • Gunung Tolondokalaud Memiliki Tinggi 2.884 meter Berada di Provinsi Sulawesi Selatan
  • Gunung Towengkeli Memiliki Tinggi 2.229 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Tumpu Memiliki Tinggi 2.400 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tengah
  • Gunung Trikora Memiliki Tinggi 4.750 meter Berada di Provinsi Papua
  • Gunung Ulumasen Memiliki Tinggi 2.390 meter Berada di Provinsi DI Aceh
  • Gunung Ungaran Memiliki Tinggi 2.050 meter Berada di Provinsi Jawa Tengah
  • Gunung Watuwila Memiliki Tinggi 2.000 meter Berada di Provinsi Sulawesi Tenggara
  • Gunung Wayang Memiliki Tinggi 2.181 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Welirang Memiliki Tinggi 3.166 meter Berada di Provinsi Jawa Timur\
  • Gunung Wetar Memiliki Tinggi 5.282 meter Berada di Provinsi Maluku
  • Gunung Wilis Memiliki Tinggi 2.169 meter Berada di Provinsi Jawa TImur
  • Gunung Windu Memiliki Tinggi 2.054 meter Berada di Provinsi Jawa Barat
  • Gunung Wurlali Memiliki Tinggi 4.668 meter Berada di Provinsi Maluku
  • Gunung Yamin Memiliki Tinggi 4.595 meter Berada di Provinsi Papua
  • Gunung Yaramamafaka Memiliki Tinggi 3.370 meter Berada di Provinsi Papua